Tired
Jemariku menari diatas keyboard melukiskan sesak dadaku yang semakin
terasa sakit. Sangat sulit. Tidak semudah biasanya. Memutar otak mencari
dicelah-celahnya apa penyebabnya. Aku semakin kalut dengan air mata
yang mengalir semakin deras. Pipiku terasa lengket akibat air mataku
sendiri. Entah apa yang kurasakan saat ini, terasa tidak asing tapi
sukar dijelaskan. Semakin aku mencoba semakin terasa kepalaku seperti
diketuk-ketuk dengan keras. Pikirku, mungkin aku akan botak suatu hari
nanti kalau terus seperti ini. Dadaku terasa penuh. Nafasku terasa
pendek. Perutku sakit, seperti ada seseorang yang tiba-tiba memukulnya.
Beberapa detik aku terdiam. Memikirkan apa yang harus ku tulis. Banyak
sekali yang harus aku utarakan tapi aku tahu aku tidak akan bisa,
kecuali aku sudah kuat untuk menghadapi perang tanpa tangisan. Bodohnya
aku, aku tidak bisa. Entah menuliskannya akan membuat hati seseorang
tersentuh atau tidak, aku tidak begitu yakin. Untuk berbicarapun aku
harus berhati-hati. Kadang berhati-hatipun aku salah. Tunjukkan jalan untukku ya Allah. Apapun itu. Sadarkan
siapa saja yang perlu di sadarkan. Aku atau siapa sajalah. Menjadi orang
yang selalu dituding menyakiti itu menyakitkan. Menyedihkan sekali.
Menulis memang tidak membuat seseorang yang menyakitiku terketuk
hatinya. Tapi menulis membuatku merasa tenang. Dan aku rasa aku bisa
melampiaskan perasaanku disini. Tanpa harus melampiaskannya pada
seseorang yang sudah menyakitiku. Aku memang tidak sendiri. Tapi aku
lebih suka memendam perasaanku sendiri. Aku rasa belum ada yang bisa
memahami perasaanku saat sedang sedih seperti ini. Jadi aku selalu coba
menemukan solusi masalahku seorang diri.
Maaf mungkin tulisanku berantakan. Aku sedang lelah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar